Pada negara barat era
tahun 1850-an informasi menjadi berkembang dua kali lipat dari sebelumnya.
Sangat memungkinkan sekali seseorang mendapatkan informasi dan menggunakan
informasi tersebut. Seorang dokter dan perawat saat ini bisa saja membaca
artikel kesehatan setiap hari.
Pengetahuan di berbagai bidang telah berubah: seseorang dapat
mendapatkan informasi dan pengetahuan dengan lebih baik.
Demikian juga
dalam pelayanan kesehatan, peningkatan pengetahuan memicu perkembangan di
berbagai keahlian sebagai sub spesialis.
Kendala yang ada, terkait data dan informasi, banyak sekali data pasien yang diperlukan,
petugas kesehatan kesulitan mengingat dan mengelola data dengan baik. Pelayanan
kesehatan akan sangat berkembang seiring perkembangan tekhnologi dan informasi.
Termasuk juga pelayanan keperawatan di masa ke depan akan memanfaatkan
perkembangan tekhnologi informasi.
Peluang yang ada
adalah, berkembangnya upaya mengelola data menjadi informasi dan pengetahuan
yang berguna bagi praktisi kesehatan, sehingga berkembang bidang keilmuan baru
informatika kesehatan. Bidang ini berkonsentrasi pada mengidentifikasi, memperoleh memanipulasi,
menyimpan dan mentransformasikan data menjadi informasi. Informatika kesehatan
disusun dari kombinasi berbagai bidang ilmu : kesehatan, informasi, dan
komputer.
Di era teknologi informasi sekarang ini yang sangat
pesat, yang salah satunya merambah dibidang kesehatan.Dalam bidang kesehatan
diharapkan dapat memberi informasi yang dibutuhkan oleh pelayanan kesehatan
yang akurat, relevan dan terintegrasi.Sistem informasi manajemen merupakan
sebuah sistem informasi yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung
fungsi operasional, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi.
Sistem informasi adalah sistem komputer yang
mengumpulkan, menyimpan, memproses, memperoleh kembali, menunjukkan, dan
mengkomunikasikan informasi yang dibutuhkan dalam praktik, pendidikan,
administrasi dan penelitian (Malliarou et al., 2007 dalam Malliarou & Zega,
2009). Banyak manfaat yang didapatkan dalam penggunaan system informasi.
Manfaat tersebut tidak hanya mengurangi kesalahan dan meningkatkan kecepatan
serta keakuratan dalam perawatan, tetapi tetapi juga menurunkan biaya kesehatan
dengan koordinasi dan peningkatan kualitas pelayanan.
Perawat menggunakan sistem informasi keperawatan dengan
tujuan untuk mengkaji pasien secara jelas, menyiapkan rencana keperawatan,
mendokumentasikan asuhan keperawatan, dan untuk mengontrol kualitas asuhan
keperawatan
Manfaat sistem
informasi dalam keperawatan (Malliarou & zyga, 2009):
a. Lebih banyak waktu
dengan pasien dan lebih sedikit waktu di nurse station
b. Mengurangi
penggunaan kertas
c. Dokumentasi keperawatan secara automatis
d. Standar yang sama dalam perawatan (proses
keperawatan)
e. Mengurangi biaya
f. Kualitas pelayanan keperawatan dapat di
ukur
Teknologi informasi dimungkinkan dapat berperan untuk
meningkatkan kewaspadaan, mengelola masalah klinis yang terjadi, dan
meningkatkan kepatuhan dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar
operasional prosedur. Teknologi dapat secara efektif digunakan dalam pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan proses, standar, dan protokol untuk menghasilkan
hasil yang lebih baik dan meningkatkan keselamatan pasien serta dalam
menciptakan budaya organisasi yang informatif dan berbasis teknologi dalam
rangka menciptakan kinerja rumah sakit yang optimal, mengambil kebijakan peningkatan
peran perawat dalam menerapkan SOP dalam pelayanan keperawatan secara
profesional dan komprehensif. serta memberikan informasi tentang SOP
keperawatan yang mudah diakses sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan
pengetahuan tentang SOP sehingga perawat akan melaksanakan tindakan sesuai SOP
tersebut.
1
.SISTEM INFORMASI DALAM PENCATATAN ASUHAN KEPERAWATAN BERBASIS ELEKTRONIK
Asuhan keperawatan merupakan proses keperawatan dan
catatan tentang tanggapan atau respon pasien terhadap tindakan medis, tindakan
keperawatan, atau reaksi pasien terhadap penyakit. Manfaat asuhan keperawatan
adalah memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga
keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
Penulisan secara manual dirasa memakan waktu terlalu lama
dan data yang terekam kurang terintegrasi ke dalam suatu wadah yang aman yaitu
sistem pencatatan asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan di
beberapa RS masih manual sehingga akses untuk membaca isi formulir pasien
kurang rahasia. Dengan adanya sistem informasi askep data pasien lebih aman
dari akses pelaku yang tidak berhak dan petugas akan lebih menghemat waktu
karena sistem dengan model pengisian secara checklist .
Asuhan keperawatan yang terkomputerisasi ke dalam suatu
sistem akan dapat membantu memudahkan pekerjaan seorang perawat untuk mencatat
semua tindakan yang telah dilakukan kepada pasien, selain itu untuk mengetahui
nama pasien yang dicari juga akan lebih mudah dibandingkan dengan cara yang
manual. Keberadaan komputerisasi dalam rumah sakit sangat membantu sekali dalam
pengelolaan data untuk pembuatan laporan
Sistem informasi asuhan keperawatan bisa memudahkan
perawat dalam memasukkan data pribadi, sosial maupun medis pasien dari kajian
oleh perawat. Cara kerjanya adalah dengan memasukkan data yang diperoleh dari
pemeriksaan yang dilakukan oleh perawat ke software komputer setelah perawat
melakukan pemeriksaan kepada pasien.
Rancangan sistem informasi asuhan keperawatan bisa
memudahkan perawat dalam memasukkan data pribadi, sosial maupun medis pasien
dari kajian yang telah dilakukan oleh perawat dan membantu memudahkan dalam
penyimpanan data pasien yang berhubungan dengan asuhan keperawatan.Sistem
informasi sasuhan keperawatan mudah penggunaannya dan diharapkan dapat
memberikan alternatif pemecahan masalah serta memanfaatkan beberapa unit
komputer yang terdapat disetiap bangsal dan software SIMRSnya serta dapat
memanfaatkan sumber daya manusia yang cukup potensial. Dan juga membantu
memudahkan dalam penyimpanan data pasien yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat.
Kegiatan pencatatan yang dilakukan perawat secara manual
membutuhkan waktu yang cukup lama, sedangkan dengan menggunakan sistem
informasi asuhan keperawatan lebih efisen karena sistem yang dibuat mempunyai konsep pengisian
secara checklist, selain itu, dapat menghasilkan data dan laporan yang akurat
Sistem asuhan keperawatan yang membantu dalam penyimpanan
data pasien sehingga dirancang sistem asuhan keperawatan berbasis elektronik.
Harapannya akan menghemat waktu dalam pencatatan hasil pemeriksaan perawat
kepada pasien dan data yang dihasilkan tersimpan secara aman
Pelaku sistem informasi adalah perawat,
analising/reporting dan direktur. Perawat mempunyai hak untuk mengisi semua
data analising/reporting hanya mencetak hasil laporan dan direktur mengetahui
hasil laporan tersebut. Masing masing bangsal sudah mempunyai computer sehingga
akan lebih mudah dalam menciptakan sistem asuhan keperawatan berbasis
elektronik. Perawat mencatat empat Kelompok data pasien yaitu data kajian awal,
data implementasi, data perencanaan dan evaluasi. Dari keempat data tersebut
diambil dari formulir asuhan keperawatan yaitu kajian awal pasien rawat inap ,
rencana asuhan keperawatan, lembar catatan pemberian obat / infus, lembar
catatan perkembangan , implementasi keperawatan, resume keperawatan. Laporan
yang dihasilkan adalah pasien APS, pasien meninggal, jumlah pasien masuk dan
keluar, proker perawat dan angka mutu.
2.
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERHADAP KESELAMATAN PASIEN DAN
KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN
Teknologi informasi dapat mengurangi kesalahan dengan 3
cara, yaitu mencegah kesalahan dan kejadian yang merugikan, memfasilitasi
respon yang lebih cepat terhadap kejadian yang merugikan dan memberikan arah
serta feedback terhadap kejadian yang merugikan (Bates & Gawande, 2003).
Tenaga kesehatan sebagai pemberi layanan kesehatan
termasuk dokter dan perawat mempunyai tanggung jawab untuk mengantisipasi,
mendeteksi dan mediator untuk menjamin keselamatan pasien. Perawat sebagai
tenaga kesehatan profesional yang berinteraksi langsung dengan pasien mempunyai
peran untuk membantu pasien mendapatkan haknya dalam keselamatan diri. Pelayanan
yang berprinsip pada keselamatan pasien menandakan bahwa pelayanan yang
diterima pasien diberikan secara tepat dan bermutu serta sesuai dengan standar
operasional prosedur yang telah ditetapka
Pengembangan sistem informasi manajemen salah satunya
adalah penggunaan Electronic Medical Record (EMR). EMR merupakan rekam medis seumur
pasien dalam format elektronik, dan bisa diakses dengan komputer dari suatu
jaringan dengan tujuan utama menyediakan atau meningkatkan perawatan serta
pelayanan kesehatan yang efisien dan terpadu. Penerapan teknologi dengan
Electronic Medical Record (EMR) sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
berkontribusi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan mendukung keselamatan
pasien.
EMR dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi bagi
perawat untuk mengatur data alur kerja dan memungkinkan perawat untuk lebih
lebih sabar dalam memberikan pelayanan keperawatan secara langsung kepada
pasien. Selain itu Pemberian obat di
atas kertas dapat menyebabkan kesalahan (Stone, 2005, dikutip oleh Krummen
2010). EMR dimaksudkan untuk melayani sebagai mekanisme untuk meningkatkan
kualitas penjagaan yang diberikan kepada pasien, membantu memfasilitasi
komunikasi yang efektif dan meningkatkan dampak keselamatan pasien secara
positif melalui pengurangan kesalahan pengobatan dan memberikan tambahan cek
dan keseimbangan dalam alur kerja harian. Sebuah studi melaporkan bahwa
penggunakan online dokumentasi klinis mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan
untuk tugas-tugas seperti mencatat sebanyak 50% (Deese & Stein, 2004). Hal
ini menggambarkan bahwa perawat
mempunyai tambahan waktu untuk meningkatkan kinerjanya yaitu
meningkatkan kualitas dan ketepatan waktu perawatan pasien.
Penggunaan EMR mengakibatkan peningkatan akurasi sehingga
meningkatkan keamanan terhadap keselamatan pasien. Penggunaan rekam medis
secara manual berupa catatan kertas mempunyai masalah yaitu lama dalam
pencarian data atau memberikan informasi bila dibutuhkan dengan segera dan
kesulitan mengumpulkan data pasien yang kompleks dan terpecah-pecah. Sedangkan
EMR menggambarkan catatan kondisi kesehatan pasien dalam format elektronik, dan
bisa diakses dengan komputer dari suatu jaringan dengan tujuan utama
menyediakan atau meningkatkan perawatan serta pelayanan kesehatan yang efisien
dan terpadu.
Manfaat EMR dapat dirasakan baik oleh tenaga kesehatan
sebagai pemberi pelayanan kesehatan juga bagi pasien untuk mendapatkan keamanan
dan keselamatan selama menerima pelayanan. Bagi tenaga kesehatan terutama perawat,
pengelolaan asuhan keperawatan menjadi lebih efisien, mempermudah mendapatkan informasi pasien dan melakukan
analisa dengan cepat dan tepat. Peran perawat untuk memberikan pelayanan yang berfokus
pada pasien menjadi lebih optimal termasuk tanggung jawab perawat untuk
mengantisipasi, mendeteksi dan mediator yang menjamin keselamatan pasien.
Pasien akan mendapatkan pelayanan dan tindakan medis sesuai dengan kondisi dan
kebutuhannya berdasarkan data yang diinput dan dikelola EMR. Selain itu EMR
mempunyai akurasi yang cukup tinggi, memiliki kesempatan untuk menemukan error,
dan kemampuan interoperasi (interoperability) dari semua sistem dokumentasi Keakuratan dan pengenalan terhadap adanya
kesalahan tindakan pelayanan kesehatan dengan cepat dapat diinformasikan oleh EMR.
Salah satu tujuan yang dapat dicapai melalui penggunaan
EMR adalah peningkatan kualitas pelayanan keperawatan dan peningkatan
keselamatan pasien. Para perawat bersama semua tim yang terlibat dalam
pelayanan kesehatan mempunyai keseragaman dan keyakinan yang positif untuk
memanfaatkan penggunaan EMR secara optimal untuk memberikan yang terbaik kepada
pasien dan masyarakat.
3.
Aplikasi SIM keperawatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan
tentang SOP keperawatan.
Asuhan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan dasar pasien
diberikan oleh perawat diberbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan
menggunakan proses keperawatan, berpedoman kepada standar operasional prosedur
(SOP) yang ditetapkan rumah sakit
Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu
komputer, ilmu informasi danilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan
manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk
mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan.Sistem Informasi Manajemen Keperawatan
perlu diterapkan, dimana fasilitas yang
dibuat menjadi lebih lengkap, karena memuat berbagai aspek pendokumentasian
yang telah memuat standar asuhan keperawatan, SOP, jadwal dinas perawat,
penghitungan angka kredit perawat, daftar diagnosa keperawatan terbanyak,
daftar NIC terbanyak, laporan implementasi, dll.menjadi kendala ketika perawat
harus melihat SOP yang masih dalam kumpulan folder dan lembar lembar SOP, serta
akan memerlukan waktu yang cukup lama tatkala SOP tersebut akan dibaca maupun
digunakan. Tuntutan untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan melakukan tindakan
keperawatan sesuai SOP harus ditunjang oleh pengetahuan perawat tentang SOP itu
sendiri. Perawat harus meningkatkan pengetahuan serta kemudahan untuk mencari
informasi terkait SOP tersebut.
Sistem informasi
manajemen yang terdiri dari informasi tentang SOP, konsep dasar penyakit,
penatalaksanaan penyakit, asuhan keperawatan, discharge planning, daftar
diagnosa, daftar NIC dan lainnya diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan
perawat tentang SOP itu sendiri. Pengetahuan tentang SOP keperawatan meningkat
setelah aplikasi SIM keperawatan. Sistem Informasi Manajemen keperawatan
memberikan pengaruh yang significant pada pengetahuan perawat tentang 10 SOP
keperawatan diruang anak RSSA Malang.
Hal ini disebabkan SIM ini memberikan informasi terkait SOP itu sendiri.
Perawat ruang anak akan bisa dengan cepat dan efisien melihat SOP yang benar
bahkan sebelum perawat melakukan tindakan keperawatan.
Sistem Informasi Manajemen Keperawatan ini sangat
membantu rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien ,
dimana SOP tidak hanya paperbased dan disimpan dipenjamin mutu akan tetapi
seluruh anggota rumah sakit bisa melihat dan mempelajari kapanpun mereka mau
karena data tersimpan dalam soft ware yang dengan mudah untuk dipelajari. Saat
data diubah menjadi informasi dan dari informasi menjadi pengetahuan,
peningkatan kompleksitas membutuhkan kecerdasan manusia yang lebih
besar.Perawat sebagai prosesor informasi. Mereka menggunakan informatika untuk
mengelola dan mengkomunikasikan data, informasi dan pengetahuan guna mendukung pasien,
perawat, dan pemberi perawatan lain dalam mengambil keputusan.Terdapatnya
pengaruh aplikasi SIM ini terhadap pengetahuan perawat tentang SOP keperawatan
tidak bisa hanya dilihat dari aplikasinya saja akan tetapi juga dipengaruhi SDM
perawat itu sendiri. Dari data 100% perawat memiliki kemampuan untuk
mengoperasikan computer. SIM ini tidak akan berfungsi jika perawat sendiri
tidak mengetahui cara mengoperasikan SIM keperawatan itu sendiri. SIM ini
sangat membantu perawat untuk lebih mengetahui tentang SOP keperawatan.
4.
Sistem pendokumentasian berbasis mobile-health
Pengkajian dapat dilakukan secara langsung dan memasukan
data hasil pengkajian kedalam aplikasi mobile-health yang telah dipasang pada
gadget. Anak dan keluarga juga bisa memasukkan data misalnya skala nyeri yang
dialami saat ini. Diagnosis dan intervensi bisa ditetapkan dan disampaikan
kepada keluarga melalui halaman web yang telah terintegrasi dengan telepon
pintar yang ada di tangan keluarga pasien. Hasil pemeriksaan penunjang seperti hasil
pemeriksaan laboratorium rutin dapat dikirim melalui email, sehingga keluarga
tidak menjalani antrian panjang untuk mendapatkan hasil laboratorium tersebut.
Penggunaan mobile-health akan memudahkan semua pihak.
Perawat akan dimudahkan dalam membuat rancana asuhan keperawatan karena semua
data telah tersusun rapi dan lengkap. Pengkolaborasian rencana perawatan dapat
dilakukan dengan segera melalui halaman berbasis web yang bisa setiap saat
diakses oleh tenaga kesehatan lain tanpa harus bertatap muka. Keamanan data
juga dijamin melalui pemberian password akun baik untuk keluarga maupun tenaga
kesehatan
Pengembangan Mobile – Health untuk Perawatan Klien dengan
Penyakit Kronis mulai berkembang luas di Amerika Serikat, Australia, dan
beberapa negera di Uni Eropa. Perkembangan ini diikuti dengan munculnya
berbagai model yang memililki nama, spesifikasi yang berbeda sesuai dengan area
keperawatan (Breen & Zhang, 2008). penerpan mobile–health dapat
meningkatkan pelayanan melalui komunikasi klien dan tim kesehatan yang
fleksibel, informasi yang terstandardisasi (Hawkes, Walsh, Ryan, & Dempsey,
2013), dan pemberian pelayanan yang memandirikan pasien berbasis
cyberinfrastructure ).
Do- it-yourself healthcare merupakan contoh aplikasi
mobile–health yang dikembangkan untuk memonitor kesehatan klien, dan pemberian
promosi kesehatan di komunitas. Melalui aplikasi do- it-yourself healthcare
klien dapat mengontrol, memprogram, dan melakukan perawatan mandiri dengan
pengawasan tim kesehatan. Do- it-yourself healthcare memberikan tiga keuntungan
diantaranya; (1) klien dapat berinteraksi dengan tim pelayanan kesehatan dengan
biaya yang lebih murah, (2) kualitas pelayanan yang lebih baik, dan (3)
jangkauan yang lebih luas karena pelayanan tidak lagi dibatasi jarak dan waktu
(Carrera & Dalton, 2014).
Aplikasi mobile–health akan membuat dokumentasi lebih
mudah, hemat waktu, tersusun rapi, aman dari kehilangan data, mudah dicari, dan
menghemat penggunaan kertas (Ridgway et al., 2011; Sheridan, 2012; Gulzar,
Khoja, & Sajwani, 2013). Kondisi ini akan menekan biaya produksi, dan akan
sangat mendukung perkembangan evidence based practice nursing karena perawat
akan sangat mudah memperoleh data
Telepon pintar yang selalu ada di tangan membuat hubungan
klien perawat lebih interaktif. Klien juga bisa dengan mudah mengetahui
perawatan apa yang akan diberikan hari ini, sekaligus bisa terlibat aktif dalam
penentuan rencana perawatan melalui respon interaktif perawat–klien (Hogan, et
al., 2011; Abramson, et al., 2012). Melalui hubungan interaktif ini klien dan
keluarga akan merasa diperhatikan dan mampu meningkatkan angka kepuasan klien
Penggunaan mobile–health memiliki beberapa keunggulan
antara lain; telepon pintar telah digunakan oleh masyarakat luas oleh karena
itu penyedia layanan tidak perlu menyediakan dana untuk membeli perangkat
khusus sebagai media pengaplikasian mobile-health. Pembuatan dan pembelian
aplikasi mobile-health yang berbasis Java, Symbian, iOS, atau Android juga akan
lebih murah karena kompleksitas program dan ukuran file lebih kecil
dibandingkan dengan aplikasi pada eHealth yang menggunakan PC. Operasional
aplikasi mobile– health cukup sederhana sehingga akan membuat pengguna akan
lebih mudah beradaptasi terhadap penggunaan teknologi ini. Keunggulan ini cocok
untuk Indonesia yang masih minim sumber daya.
Pengenalan mobile–health di Indonesia merupakan langkah
tepat untuk mensiasati tren perawatan di luar rumah sakit yang sudah mulai
merambah area keperawatan anak dengan penyakit kronis dan disabilitas Aplikasi
home care di Indonesia suatu saat pasti akan berkembang menjadi home hospital
dengan jenis pelayanan yang lebih kompleks dan membutuhkan aplikasi
mobile-health seperti yang telah dicontohkan di berbagai negara seperti Amerika
Serikat, Swedia, dan Jepang.
DAFTAR PUSTAKA
Potter, P.A., Perry,
A.G. Alih bahasa: Asih, Yasmin, dkk. (1997/2005). Buku ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, proses dan praktik. (Edisi 4), Jakarta: EGC.
Kozier, E., 1990.
Fundamentals of Nursing. Redwood City: Addison Wesley Co.
Indari. 2015. Pengaruh Aplikasi Sistem InformasiI
Manajemen (SIM) Asuhan Keperawatan Anak Berbasis Teknologi Terhadap Pengetahuan
Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Keperawatan Di Ruang Anak Rumah
Sakit Saiful Anwar Malang. Malang: Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti,
Volume 3, Nomor 3, April 2015, hlm. 31-36
Purwanti, O,S., dan
Sudaryanto, Agus. 2008. Telehealth Dalam
Pelayanan Keperawatan. Surakarta : Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasIF
2008) ISSN: 1979-2328
Efendi, Defi dan Sari,
Dian. 2017. Aplikasi Mobile - Health
sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Keperawatan Anak Dengan Penyakit
Kronis Pada Seting Home Hospital: Kajian Literatur. Jakarta : Jurnal
Keperawatan Indonesia, Volume 20 No.1, Maret 2017, hal 1-8
Rudianti, Yulistiana.
2013. Dampak Pengembangan Sistem
Informasi Manajemen Terhadap Keselamatan Pasien Dan Kualitas Pelayanan Keperawatan. Jakarta: Jurnal
ilmu dan teknologi kesehatan, Volume 2 NO 2, oktober 2013, hal 1-6
Khanifatuzzahro, Laila
dan Kurniadi, Arif. 2015. Rancangan Sistem
Informasi Pencatatan Asuhan Keperawatan Berbasis Elektronik Di RSUD Kota
Semarang Tahun 2015. Semarang : jurnal sistem informasi