Selasa, 21 November 2017

PERAN SISTEM INFORMASI DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

               Pada negara barat era tahun 1850-an informasi menjadi berkembang dua kali lipat dari sebelumnya. Sangat memungkinkan sekali seseorang mendapatkan informasi dan menggunakan informasi tersebut. Seorang dokter dan perawat saat ini bisa saja membaca artikel kesehatan setiap hari.  Pengetahuan di berbagai bidang telah berubah: seseorang dapat mendapatkan informasi dan pengetahuan dengan lebih baik.
               Demikian juga dalam pelayanan kesehatan, peningkatan pengetahuan memicu perkembangan di berbagai keahlian sebagai sub spesialis.  Kendala yang ada, terkait data dan informasi,  banyak sekali data pasien yang diperlukan, petugas kesehatan kesulitan mengingat dan mengelola data dengan baik. Pelayanan kesehatan akan sangat berkembang seiring perkembangan tekhnologi dan informasi. Termasuk juga pelayanan keperawatan di masa ke depan akan memanfaatkan perkembangan tekhnologi informasi.
            Peluang yang  ada adalah, berkembangnya upaya mengelola data menjadi informasi dan pengetahuan yang berguna bagi praktisi kesehatan, sehingga berkembang bidang keilmuan baru informatika kesehatan. Bidang ini berkonsentrasi pada  mengidentifikasi, memperoleh memanipulasi, menyimpan dan mentransformasikan data menjadi informasi. Informatika kesehatan disusun dari kombinasi berbagai bidang ilmu : kesehatan, informasi, dan komputer.
            Di era teknologi informasi sekarang ini yang sangat pesat, yang salah satunya merambah dibidang kesehatan.Dalam bidang kesehatan diharapkan dapat memberi informasi yang dibutuhkan oleh pelayanan kesehatan yang akurat, relevan dan terintegrasi.Sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem informasi yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasional, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
            Sistem informasi adalah sistem komputer yang mengumpulkan, menyimpan, memproses, memperoleh kembali, menunjukkan, dan mengkomunikasikan informasi yang dibutuhkan dalam praktik, pendidikan, administrasi dan penelitian (Malliarou et al., 2007 dalam Malliarou & Zega, 2009). Banyak manfaat yang didapatkan dalam penggunaan system informasi. Manfaat tersebut tidak hanya mengurangi kesalahan dan meningkatkan kecepatan serta keakuratan dalam perawatan, tetapi tetapi juga menurunkan biaya kesehatan dengan koordinasi dan peningkatan kualitas pelayanan.
            Perawat menggunakan sistem informasi keperawatan dengan tujuan untuk mengkaji pasien secara jelas, menyiapkan rencana keperawatan, mendokumentasikan asuhan keperawatan, dan untuk mengontrol kualitas asuhan keperawatan
Manfaat sistem informasi dalam keperawatan (Malliarou & zyga, 2009):
a. Lebih banyak waktu dengan pasien dan lebih sedikit waktu di nurse station
b. Mengurangi penggunaan kertas
 c. Dokumentasi keperawatan secara automatis
 d. Standar yang sama dalam perawatan (proses keperawatan)
 e. Mengurangi biaya
  f. Kualitas pelayanan keperawatan dapat di ukur
            Teknologi informasi dimungkinkan dapat berperan untuk meningkatkan kewaspadaan, mengelola masalah klinis yang terjadi, dan meningkatkan kepatuhan dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar operasional prosedur. Teknologi dapat secara efektif digunakan dalam pelayanan kesehatan untuk meningkatkan proses, standar, dan protokol untuk menghasilkan hasil yang lebih baik dan meningkatkan keselamatan pasien serta dalam menciptakan budaya organisasi yang informatif dan berbasis teknologi dalam rangka menciptakan kinerja rumah sakit yang optimal, mengambil kebijakan peningkatan peran perawat dalam menerapkan SOP dalam pelayanan keperawatan secara profesional dan komprehensif. serta memberikan informasi tentang SOP keperawatan yang mudah diakses sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan pengetahuan tentang SOP sehingga perawat akan melaksanakan tindakan sesuai SOP tersebut. 
1 .SISTEM INFORMASI DALAM PENCATATAN ASUHAN KEPERAWATAN BERBASIS ELEKTRONIK
            Asuhan keperawatan merupakan proses keperawatan dan catatan tentang tanggapan atau respon pasien terhadap tindakan medis, tindakan keperawatan, atau reaksi pasien terhadap penyakit. Manfaat asuhan keperawatan adalah memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
            Penulisan secara manual dirasa memakan waktu terlalu lama dan data yang terekam kurang terintegrasi ke dalam suatu wadah yang aman yaitu sistem pencatatan asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan di beberapa RS masih manual sehingga akses untuk membaca isi formulir pasien kurang rahasia. Dengan adanya sistem informasi askep data pasien lebih aman dari akses pelaku yang tidak berhak dan petugas akan lebih menghemat waktu karena sistem dengan model pengisian secara checklist .
            Asuhan keperawatan yang terkomputerisasi ke dalam suatu sistem akan dapat membantu memudahkan pekerjaan seorang perawat untuk mencatat semua tindakan yang telah dilakukan kepada pasien, selain itu untuk mengetahui nama pasien yang dicari juga akan lebih mudah dibandingkan dengan cara yang manual. Keberadaan komputerisasi dalam rumah sakit sangat membantu sekali dalam pengelolaan data untuk pembuatan laporan
            Sistem informasi asuhan keperawatan bisa memudahkan perawat dalam memasukkan data pribadi, sosial maupun medis pasien dari kajian oleh perawat. Cara kerjanya adalah dengan memasukkan data yang diperoleh dari pemeriksaan yang dilakukan oleh perawat ke software komputer setelah perawat melakukan pemeriksaan kepada pasien.
            Rancangan sistem informasi asuhan keperawatan bisa memudahkan perawat dalam memasukkan data pribadi, sosial maupun medis pasien dari kajian yang telah dilakukan oleh perawat dan membantu memudahkan dalam penyimpanan data pasien yang berhubungan dengan asuhan keperawatan.Sistem informasi sasuhan keperawatan mudah penggunaannya dan diharapkan dapat memberikan alternatif pemecahan masalah serta memanfaatkan beberapa unit komputer yang terdapat disetiap bangsal dan software SIMRSnya serta dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang cukup potensial. Dan juga membantu memudahkan dalam penyimpanan data pasien yang berhubungan dengan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat.
            Kegiatan pencatatan yang dilakukan perawat secara manual membutuhkan waktu yang cukup lama, sedangkan dengan menggunakan sistem informasi asuhan keperawatan lebih efisen karena  sistem yang dibuat mempunyai konsep pengisian secara checklist, selain itu, dapat menghasilkan data dan laporan yang akurat
            Sistem asuhan keperawatan yang membantu dalam penyimpanan data pasien sehingga dirancang sistem asuhan keperawatan berbasis elektronik. Harapannya akan menghemat waktu dalam pencatatan hasil pemeriksaan perawat kepada pasien dan data yang dihasilkan tersimpan secara aman
            Pelaku sistem informasi adalah perawat, analising/reporting dan direktur. Perawat mempunyai hak untuk mengisi semua data analising/reporting hanya mencetak hasil laporan dan direktur mengetahui hasil laporan tersebut. Masing masing bangsal sudah mempunyai computer sehingga akan lebih mudah dalam menciptakan sistem asuhan keperawatan berbasis elektronik. Perawat mencatat empat Kelompok data pasien yaitu data kajian awal, data implementasi, data perencanaan dan evaluasi. Dari keempat data tersebut diambil dari formulir asuhan keperawatan yaitu kajian awal pasien rawat inap , rencana asuhan keperawatan, lembar catatan pemberian obat / infus, lembar catatan perkembangan , implementasi keperawatan, resume keperawatan. Laporan yang dihasilkan adalah pasien APS, pasien meninggal, jumlah pasien masuk dan keluar, proker perawat dan angka mutu.
2. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERHADAP KESELAMATAN PASIEN DAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN
            Teknologi informasi dapat mengurangi kesalahan dengan 3 cara, yaitu mencegah kesalahan dan kejadian yang merugikan, memfasilitasi respon yang lebih cepat terhadap kejadian yang merugikan dan memberikan arah serta feedback terhadap kejadian yang merugikan (Bates & Gawande, 2003).
            Tenaga kesehatan sebagai pemberi layanan kesehatan termasuk dokter dan perawat mempunyai tanggung jawab untuk mengantisipasi, mendeteksi dan mediator untuk menjamin keselamatan pasien. Perawat sebagai tenaga kesehatan profesional yang berinteraksi langsung dengan pasien mempunyai peran untuk membantu pasien mendapatkan haknya dalam keselamatan diri. Pelayanan yang berprinsip pada keselamatan pasien menandakan bahwa pelayanan yang diterima pasien diberikan secara tepat dan bermutu serta sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ditetapka
            Pengembangan sistem informasi manajemen salah satunya adalah penggunaan Electronic Medical Record (EMR). EMR merupakan rekam medis seumur pasien dalam format elektronik, dan bisa diakses dengan komputer dari suatu jaringan dengan tujuan utama menyediakan atau meningkatkan perawatan serta pelayanan kesehatan yang efisien dan terpadu. Penerapan teknologi dengan Electronic Medical Record (EMR) sebagai fasilitas pelayanan kesehatan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan mendukung keselamatan pasien.
            EMR dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi bagi perawat untuk mengatur data alur kerja dan memungkinkan perawat untuk lebih lebih sabar dalam memberikan pelayanan keperawatan secara langsung kepada pasien. Selain itu Pemberian  obat di atas kertas dapat menyebabkan kesalahan (Stone, 2005, dikutip oleh Krummen 2010). EMR dimaksudkan untuk melayani sebagai mekanisme untuk meningkatkan kualitas penjagaan yang diberikan kepada pasien, membantu memfasilitasi komunikasi yang efektif dan meningkatkan dampak keselamatan pasien secara positif melalui pengurangan kesalahan pengobatan dan memberikan tambahan cek dan keseimbangan dalam alur kerja harian. Sebuah studi melaporkan bahwa penggunakan online dokumentasi klinis mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan untuk tugas-tugas seperti mencatat sebanyak 50% (Deese & Stein, 2004). Hal ini menggambarkan bahwa perawat  mempunyai tambahan waktu untuk meningkatkan kinerjanya yaitu meningkatkan kualitas dan ketepatan waktu perawatan pasien.
            Penggunaan EMR mengakibatkan peningkatan akurasi sehingga meningkatkan keamanan terhadap keselamatan pasien. Penggunaan rekam medis secara manual berupa catatan kertas mempunyai masalah yaitu lama dalam pencarian data atau memberikan informasi bila dibutuhkan dengan segera dan kesulitan mengumpulkan data pasien yang kompleks dan terpecah-pecah. Sedangkan EMR menggambarkan catatan kondisi kesehatan pasien dalam format elektronik, dan bisa diakses dengan komputer dari suatu jaringan dengan tujuan utama menyediakan atau meningkatkan perawatan serta pelayanan kesehatan yang efisien dan terpadu.
            Manfaat EMR dapat dirasakan baik oleh tenaga kesehatan sebagai pemberi pelayanan kesehatan juga bagi pasien untuk mendapatkan keamanan dan keselamatan selama menerima pelayanan.  Bagi tenaga kesehatan terutama perawat, pengelolaan asuhan keperawatan menjadi lebih efisien, mempermudah  mendapatkan informasi pasien dan melakukan analisa dengan cepat dan tepat. Peran perawat untuk memberikan pelayanan yang berfokus pada pasien menjadi lebih optimal termasuk tanggung jawab perawat untuk mengantisipasi, mendeteksi dan mediator yang menjamin keselamatan pasien. Pasien akan mendapatkan pelayanan dan tindakan medis sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya berdasarkan data yang diinput dan dikelola EMR. Selain itu EMR mempunyai akurasi yang cukup tinggi, memiliki kesempatan untuk menemukan error, dan kemampuan interoperasi (interoperability) dari semua sistem dokumentasi  Keakuratan dan pengenalan terhadap adanya kesalahan tindakan pelayanan kesehatan dengan cepat dapat diinformasikan  oleh EMR.
            Salah satu tujuan yang dapat dicapai melalui penggunaan EMR adalah peningkatan kualitas pelayanan keperawatan dan peningkatan keselamatan pasien. Para perawat bersama semua tim yang terlibat dalam pelayanan kesehatan mempunyai keseragaman dan keyakinan yang positif untuk memanfaatkan penggunaan EMR secara optimal untuk memberikan yang terbaik kepada pasien dan masyarakat. 
3. Aplikasi SIM keperawatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan tentang SOP keperawatan.
            Asuhan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan dasar pasien diberikan oleh perawat diberbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman kepada standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan rumah sakit
            Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi danilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan.Sistem Informasi Manajemen Keperawatan perlu diterapkan, dimana  fasilitas yang dibuat menjadi lebih lengkap, karena memuat berbagai aspek pendokumentasian yang telah memuat standar asuhan keperawatan, SOP, jadwal dinas perawat, penghitungan angka kredit perawat, daftar diagnosa keperawatan terbanyak, daftar NIC terbanyak, laporan implementasi, dll.menjadi kendala ketika perawat harus melihat SOP yang masih dalam kumpulan folder dan lembar lembar SOP, serta akan memerlukan waktu yang cukup lama tatkala SOP tersebut akan dibaca maupun digunakan. Tuntutan untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan melakukan tindakan keperawatan sesuai SOP harus ditunjang oleh pengetahuan perawat tentang SOP itu sendiri. Perawat harus meningkatkan pengetahuan serta kemudahan untuk mencari informasi terkait SOP tersebut.
             Sistem informasi manajemen yang terdiri dari informasi tentang SOP, konsep dasar penyakit, penatalaksanaan penyakit, asuhan keperawatan, discharge planning, daftar diagnosa, daftar NIC dan lainnya diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan perawat tentang SOP itu sendiri. Pengetahuan tentang SOP keperawatan meningkat setelah aplikasi SIM keperawatan. Sistem Informasi Manajemen keperawatan memberikan pengaruh yang significant pada pengetahuan perawat tentang 10 SOP keperawatan diruang anak RSSA  Malang. Hal ini disebabkan SIM ini memberikan informasi terkait SOP itu sendiri. Perawat ruang anak akan bisa dengan cepat dan efisien melihat SOP yang benar bahkan sebelum perawat melakukan tindakan keperawatan.
            Sistem Informasi Manajemen Keperawatan ini sangat membantu rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien , dimana SOP tidak hanya paperbased dan disimpan dipenjamin mutu akan tetapi seluruh anggota rumah sakit bisa melihat dan mempelajari kapanpun mereka mau karena data tersimpan dalam soft ware yang dengan mudah untuk dipelajari. Saat data diubah menjadi informasi dan dari informasi menjadi pengetahuan, peningkatan kompleksitas membutuhkan kecerdasan manusia yang lebih besar.Perawat sebagai prosesor informasi. Mereka menggunakan informatika untuk mengelola dan mengkomunikasikan data, informasi dan pengetahuan guna mendukung pasien, perawat, dan pemberi perawatan lain dalam mengambil keputusan.Terdapatnya pengaruh aplikasi SIM ini terhadap pengetahuan perawat tentang SOP keperawatan tidak bisa hanya dilihat dari aplikasinya saja akan tetapi juga dipengaruhi SDM perawat itu sendiri. Dari data 100% perawat memiliki kemampuan untuk mengoperasikan computer. SIM ini tidak akan berfungsi jika perawat sendiri tidak mengetahui cara mengoperasikan SIM keperawatan itu sendiri. SIM ini sangat membantu perawat untuk lebih mengetahui tentang SOP keperawatan. 
4. Sistem pendokumentasian berbasis mobile-health
            Pengkajian dapat dilakukan secara langsung dan memasukan data hasil pengkajian kedalam aplikasi mobile-health yang telah dipasang pada gadget. Anak dan keluarga juga bisa memasukkan data misalnya skala nyeri yang dialami saat ini. Diagnosis dan intervensi bisa ditetapkan dan disampaikan kepada keluarga melalui halaman web yang telah terintegrasi dengan telepon pintar yang ada di tangan keluarga pasien. Hasil pemeriksaan penunjang seperti hasil pemeriksaan laboratorium rutin dapat dikirim melalui email, sehingga keluarga tidak menjalani antrian panjang untuk mendapatkan hasil laboratorium tersebut.
            Penggunaan mobile-health akan memudahkan semua pihak. Perawat akan dimudahkan dalam membuat rancana asuhan keperawatan karena semua data telah tersusun rapi dan lengkap. Pengkolaborasian rencana perawatan dapat dilakukan dengan segera melalui halaman berbasis web yang bisa setiap saat diakses oleh tenaga kesehatan lain tanpa harus bertatap muka. Keamanan data juga dijamin melalui pemberian password akun baik untuk keluarga maupun tenaga kesehatan
            Pengembangan Mobile – Health untuk Perawatan Klien dengan Penyakit Kronis mulai berkembang luas di Amerika Serikat, Australia, dan beberapa negera di Uni Eropa. Perkembangan ini diikuti dengan munculnya berbagai model yang memililki nama, spesifikasi yang berbeda sesuai dengan area keperawatan (Breen & Zhang, 2008). penerpan mobile–health dapat meningkatkan pelayanan melalui komunikasi klien dan tim kesehatan yang fleksibel, informasi yang terstandardisasi (Hawkes, Walsh, Ryan, & Dempsey, 2013), dan pemberian pelayanan yang memandirikan pasien berbasis cyberinfrastructure ).
            Do- it-yourself healthcare merupakan contoh aplikasi mobile–health yang dikembangkan untuk memonitor kesehatan klien, dan pemberian promosi kesehatan di komunitas. Melalui aplikasi do- it-yourself healthcare klien dapat mengontrol, memprogram, dan melakukan perawatan mandiri dengan pengawasan tim kesehatan. Do- it-yourself healthcare memberikan tiga keuntungan diantaranya; (1) klien dapat berinteraksi dengan tim pelayanan kesehatan dengan biaya yang lebih murah, (2) kualitas pelayanan yang lebih baik, dan (3) jangkauan yang lebih luas karena pelayanan tidak lagi dibatasi jarak dan waktu (Carrera & Dalton, 2014).
            Aplikasi mobile–health akan membuat dokumentasi lebih mudah, hemat waktu, tersusun rapi, aman dari kehilangan data, mudah dicari, dan menghemat penggunaan kertas (Ridgway et al., 2011; Sheridan, 2012; Gulzar, Khoja, & Sajwani, 2013). Kondisi ini akan menekan biaya produksi, dan akan sangat mendukung perkembangan evidence based practice nursing karena perawat akan sangat mudah memperoleh data
            Telepon pintar yang selalu ada di tangan membuat hubungan klien perawat lebih interaktif. Klien juga bisa dengan mudah mengetahui perawatan apa yang akan diberikan hari ini, sekaligus bisa terlibat aktif dalam penentuan rencana perawatan melalui respon interaktif perawat–klien (Hogan, et al., 2011; Abramson, et al., 2012). Melalui hubungan interaktif ini klien dan keluarga akan merasa diperhatikan dan mampu meningkatkan angka kepuasan klien
            Penggunaan mobile–health memiliki beberapa keunggulan antara lain; telepon pintar telah digunakan oleh masyarakat luas oleh karena itu penyedia layanan tidak perlu menyediakan dana untuk membeli perangkat khusus sebagai media pengaplikasian mobile-health. Pembuatan dan pembelian aplikasi mobile-health yang berbasis Java, Symbian, iOS, atau Android juga akan lebih murah karena kompleksitas program dan ukuran file lebih kecil dibandingkan dengan aplikasi pada eHealth yang menggunakan PC. Operasional aplikasi mobile– health cukup sederhana sehingga akan membuat pengguna akan lebih mudah beradaptasi terhadap penggunaan teknologi ini. Keunggulan ini cocok untuk Indonesia yang masih minim sumber daya.
            Pengenalan mobile–health di Indonesia merupakan langkah tepat untuk mensiasati tren perawatan di luar rumah sakit yang sudah mulai merambah area keperawatan anak dengan penyakit kronis dan disabilitas Aplikasi home care di Indonesia suatu saat pasti akan berkembang menjadi home hospital dengan jenis pelayanan yang lebih kompleks dan membutuhkan aplikasi mobile-health seperti yang telah dicontohkan di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Swedia, dan Jepang.
DAFTAR PUSTAKA
Potter, P.A., Perry, A.G. Alih bahasa: Asih, Yasmin, dkk. (1997/2005). Buku ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses dan praktik. (Edisi 4), Jakarta: EGC.
Kozier, E.,  1990.  Fundamentals of Nursing. Redwood City: Addison Wesley Co.
Indari.  2015.  Pengaruh Aplikasi Sistem InformasiI Manajemen (SIM) Asuhan Keperawatan Anak Berbasis Teknologi Terhadap Pengetahuan Tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Keperawatan Di Ruang Anak Rumah Sakit Saiful Anwar Malang. Malang: Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti, Volume 3, Nomor 3, April 2015, hlm. 31-36
Purwanti, O,S., dan Sudaryanto, Agus. 2008. Telehealth Dalam Pelayanan Keperawatan. Surakarta : Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasIF 2008) ISSN: 1979-2328
Efendi, Defi dan Sari, Dian. 2017. Aplikasi Mobile - Health sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Keperawatan Anak Dengan Penyakit Kronis Pada Seting Home Hospital: Kajian Literatur. Jakarta : Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 20 No.1, Maret 2017, hal 1-8
Rudianti, Yulistiana. 2013. Dampak Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Keselamatan Pasien Dan Kualitas  Pelayanan Keperawatan. Jakarta: Jurnal ilmu dan teknologi kesehatan, Volume 2 NO 2, oktober 2013, hal 1-6

Khanifatuzzahro, Laila dan Kurniadi, Arif. 2015. Rancangan Sistem Informasi Pencatatan Asuhan Keperawatan Berbasis Elektronik Di RSUD Kota Semarang Tahun 2015. Semarang : jurnal sistem informasi 

PERAN SISTEM INFORMASI DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

               Pada negara barat era tahun 1850-an informasi menjadi berkembang dua kali lipat dari sebelumnya. Sangat memungkinkan sekali ...